Friday, February 1, 2008

Si Penggoda Iman

Si merah itu bersandar dengan gaya sok manis di balik dinding kaca.
Melambai heboh padaku. Menyuruhku datang mendekat dan menjengukkan tatap kepadanya yang sedang tersenyum genit.
Ya tahu sendirilah, mana aku kebal dengan godaan sesexy itu. Maka perlahan kuayun langkah mendekat. Sedikit berdebar-debar tentu saja. Berharap melihat sesuatu yang spesial di dalam sana.

Oh tentu saja. Dia memang sangat istimewa. Begitu sexy, mulus dan cantik.
Aku pun jadi teringat padamu, Sayang. Kau selalu suka tipe seperti ini. Patuh, tidak rewel, senang dielus dan pasti tidak merepotkan seperti diriku.
Terus terang aku iri pada si merah itu. Kalau saja kau ada bersamaku saat ini, pasti matamu tak akan berkedip menatapnya.
Seketika kau akan melupakanku. Bahkan mungkin tak sadar kau akan mengulurkan tanganmu untuk membelai kulitnya yang mulus.
Huh!

Tapi meskipun aku perempuan, aku sadar si merah memang tipe idaman. Kalau aku ini lelaki, pasti sudah dari tadi aku sentuh dia. Peluk dia. Cium dia. Dan membawanya pulang.
Dia pasti mau. Dengan beberapa lembar uang rupiah yang punya lima angka nol, dia akan mengangguk dan mengikuti aku pulang. Berani taruhan?

Lalu aku teringat padamu lagi, Sayang. Aku tahu aku tak bisa selalu menemanimu. Aku lebih sering berada jauh darimu. Kamu kesepian. Kamu selalu diliputi rasa rindu. Dan aku bahkan tak bisa memberimu seulas senyum dan seusap belaian yang kau inginkan setiap hari.

Waktu kutatap lagi ke balik dinding kaca itu, si merah masih tersenyum dan mengedipkan mata. Tubuh mulusnya yang sexy seolah tengah berlenggak lenggok seperti penari streaptease.
Bawa aku pulang, bisiknya serak. Aku bisa menjadi teman yang menghangatkan sebagai pengganti dirimu. Partner yang setia bagi kekasihmu.
Dan aku berpikir, dia benar. Tak ada yang lebih diinginkan lelaki daripada pendamping sesexy ini.
Sayang, kau juga menginginkannya bukan?

Jadi kutahan aliran cemburu yang deras itu.
Kubawa si merah yang sexy pulang kepadamu.
Ini pengganti diriku, Sayang. Untuk sementara.
Ingat. Sementara.

pict from here

3 comments:

-Gek- said...

Si merah...?
Wine kah?
;)

Gloria Putri said...

si merah **s*k bukan mbaaa?

xixixixixixi

Enno said...

hahaha... maksudnya pisau lipat swiss army!!!

:P

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...