Wednesday, May 28, 2008

Kuhapus Ia


Kulupakan ia. Dari kenangan. Dari segala benda yang mengingatkan. Tiba-tiba semalam seorang sepupu mengirim pesan.
"Cicih sudah melahirkan. Bayinya perempuan."
"Lalu?"
"Aku sudah kirim selamat sama ayahnya. Kamu sudah?"
"Memang harus?"
"Lho, kita kan punya keponakan baru!"
"Masa?"
"Kamu bagaimana sih!" Sepupuku mulai jengkel dengan kesinisanku. "Itu anaknya sepupu kita lho!"
"Menurut pohon silsilahku tidak tuh. Entah ya kalau menurut pohon silsilahmu."
"Lho kamu ini kok aneh. Ada apa sih sebenarnya?"
"Tidak ada apa-apa," jawabku. "Kita hanya sedang membicarakan seseorang yang sudah kuhapus."
Salahkan aku yang menyimpan benci. Salahkan aku yang tak bisa memaafkan. Tapi salahkan juga ia, yang menabur garam pengkhianatan pada luka perselingkuhan.
______________________________________
PS: Jangan kirim berita yang tidak penting!

8 comments:

Anonymous said...

Waaah, kayaknya lagi nyindir seseorang neh! (langsung ngumpet di kolong dengan rona muka memerah saga)

Enno said...

hmmm.... tampaknya memang demikian :D

Anonymous said...

wah mba... postingan 3 terakhir ini "dalem" banget hehehehhe....

Enno said...

masa sih? :)

Anonymous said...

orang bilang menulis itu dari hati supaya berjiwa, emmm postingan ini bener2 ungkapan hati to enno ... katanya kalo kita yang memulai memaafkan kita udah menang 2 point..alah ngomong apa to aku ini hiks

Enno said...

mamae yusuf: sedang berusaha mbak... insyaAllah :)

Ayu Ambarsari Hanafiah said...

mbaa.. saya juga pernah ngerasain marah dan bencii banget. sampe bertaun2 gga bisa memaafkan orang itu.

tapi saya percaya dengan kekuatan waktu! time heals mba.
semangaattt! :)

Enno said...

ayoy, makasih ya :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...