Aku kini nokturnal.
Selalu baru terlelap nyaris tengah malam dan terbangun satu jam kemudian.
Benakku tidak pernah bisa diam. Memutar sekian juta adegan, yang saling mendesak ingin dikenang.
Meski tak ingin, meski kucegah, ada imaji yang setia menjajah hati tentang kita bertiga.
Kau, aku dan dia.
Seolah-olah itu nyata, menjelma di kepala.
Dua orang yang kucintai, si besar dan si kecil, berlari-lari sambil tertawa. Dan aku ada di sana, merasa bahagia.
Aku kini nokturnal, Nak.
Berusaha melupa dengan sia-sia.
Terjaga dengan mata nyalang yang enggan meredup sejenak.
merindukan kalian sampai nyeri.
- Ibu
from here |