Tuesday, April 9, 2013

Triangle

Aku tidak terlalu mengenalnya. Gadis yang berdiri di bawah rinai hujan, tanpa payung itu. Dia diam saja di situ, memandang ke arah sebuah jendela terbuka, yang sayup-sayup mengirimkan musik dansa waltz. Membuat bekunya hujan menjadi terasa lebih hangat.

Aku tahu sedikit kisahnya, tetapi tak tahu bagaimana persisnya. Tentang seorang laki-laki yang pernah menjadi mataharinya. Mengisi hidupnya, mengajaknya berdansa waltz, bahkan salsa.

Laki-laki itu, sudah pergi. Gadis itu yang mengusirnya suatu hari.

Aku bahkan tak tahu kenapa si gadis mengusir mataharinya dan membiarkan dirinya dalam gelap dan sunyi. Ketika akhirnya ia memiliki rembulan untuk dirinya sendiri, itu tak seperti matahari. Rembulan beku dan dingin. Tak ada nyala, tak ada kehangatan seperti ketika mereka berpelukan di lantai dansa.

Matahari memilih bintang, memberi sinarnya yang paling kuat agar bintang semakin berkilau. Mereka berdua berkelana menjelajah langit. Berlayar di antara planet-planet tak bernama. Berdansa, tertawa, berkejaran di angkasa.

Bulan padam. Sinarnya beku seperti ujung-ujung ranting yang dikecup salju. Gadis itu mengusir bulan. Berkelana sendiri tanpa tujuan. Lalu, ia menemukan jendela itu. Ada suara yang dikenalnya tertawa. Ada musik yang disukainya mengalun. Ia berdiri di sana sampai hujan. Ingin memanggil tetapi ragu. Ada suara yang lainnya di sana. Denting malam dan kerlip bintang.

Gadis itu berdiri di sana. Dalam rinai hujan, tanpa payung. Berdiri saja, mendengarkan tawa dan simponi waltz. Berharap ia tak pernah membuang kebahagiaan yang pernah digenggamnya. Berharap ini hanya mimpi resah, dan terbangun dalam kehidupan lama yang ia rindukan.

Aku tahu, ia menyesal. Aku tahu, ia sesungguhnya tak pernah berhenti mencintai matahari. Aku tahu, seharusnya mereka masih berdansa waltz dan salsa, karena mereka berdua yang serasi di muka bumi.

Hujan.
Hujan menderas. Aku berlari, memberinya payung. Ia memberiku sehelai kertas yang kubaca perlahan:

Cinta sejati tak akan henti sampai mati.


pict from here


Image and video hosting by TinyPic

8 comments:

Arman said...

kalo cinta, kenapa diusir? :D

Dongeng Denu said...

cinta itu kadang (atau sering ya?) seperti hidup, agak sukar d pahami tapi kerap d rindukan...

Honey said...

ahhhh tertusuk

Enno said...

@Arman: itu jg yg gw gak jelas... semacam salah paham mgkn? hehe

@Denu: Kamu bener banget deh ah :D

@Honey: *nyodorin betadin* :D

Gloria Putri said...

ini tentang mantannya si "B" ya???
hayoooo???


*kabur*

Dannesya said...

bismillah hirohmanir rohimmmm

Dannesya said...

eh cuuy bisa cuuy akhirnyaaa huhuhu *mewekterharu

jadi ya mbak aku mau curhat hatiku gundah hatiku gulana ingin kumenari menari di teriknya mentari lalala lilili :)

Enno said...

@glo: yeee sotoy ah! Bukan mantan siapa2, ngapain nulis2 mantan org lain di blog guweh? :p

@anes: tuh mesti kan random klo komen, huuu.,, yaudah cpt curhat! :p

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...