Tuesday, April 2, 2013

Barcelona Te Amo. Manuel's Side

Aku melihatnya sedang duduk di kursi taman, di Placa de Catalunya. Memandangi merpati-merpati yang terbang berputar-putar di langit biru lalu hinggap untuk mematuki remah roti yang disebarkan para pelancong. Aku duduk tak jauh darinya. Mengarahkan moncong kameraku pada kerumunan merpati, namun ekor mataku memandanginya.

Lelaki yang tampan, gumamku dalam hati. Rapi, dengan kemeja lengan pendek dan wajah yang bersih sehabis bercukur. Ada jas sport yang digulung di pangkuannya. Ia duduk seperti patung, matanya menerawang jauh.

Kupikir, akan sangat bagus kalau ia menjadi obyek fotoku sore itu. Kalau ia mengizinkannya, dan aku akan memintanya sebentar lagi.

Langkah-langkahku yang bergegas ke arahnya tak membuatnya menoleh. Ia bagaikan tenggelam dalam dunia di pikirannya.

"Selamat sore, boleh minta izin mengambil foto Anda?"
Ia memandangiku dengan matanya yang sehangat cokelat cair. Mengamati ekspresi memelas yang kutampilkan demi persetujuannya. Tiba-tiba, ia tersenyum.
"Dari Indonesia?"
Aku mengangguk. "Benar, Senor..."
"Saya mengenal gadis yang mirip denganmu di sini. Dia dari Indonesia juga."
"Oh, siapa namanya?"
"Katya. Katya Sadewi. Dia mahasiswi di Universitas Barcelona."
Aku mengangguk. "Oh, Katya. Ya, saya kenal. Kami pernah bertemu di Indonesian Embassy. Ada satu lukisannya terpajang di kantor Duta Besar."
"Sudah saya duga." Ia tak lagi kaku seperti patung. Tubuhnya yang jangkung berguncang oleh tawa kecilnya. "Kamu bilang mau memotret saya? Di sini? Seperti ini?"
"Ya. Kalau Anda tidak keberatan?"
"Tentu," ujarnya. "Tidak masalah selama itu untuk keperluan pribadimu. Kamu bukan wartawan, kan?"
Aku menggeleng. "Saya penulis, Senor..."
Ia mengulurkan tangannya. "Estefan. Manuel Estefan."

........

Sejak itu, ia menjadi temanku. Laki-laki yang matanya seperti cokelat  cair. Yang diam-diam menghabiskan sore di Placa de Catalunya, bersama merpati-merpati liar.
Ia bercerita tentang Katya. Gadis yang kukenal tak terlalu dekat, yang kata Manuel adalah salah satu peserta pamerannya.

"Dia sedang pulang ke Indonesia," katanya. "Saya khawatir, ia terlambat ikut pameran."
"Kamu senang sekali bercerita tentang dia," ujarku padanya.
"Dia sangat berbakat."
"Bukan. Bukan itu maksudku. Kamu bercerita tentang dirinya dengan mata yang berbinar-binar dan senyum yang terlalu lebar."
"Qué quieres decir? Apa maksudmu?"
"Sepertinya ini bukan semata-mata tentang pameran dan pelukis yang berbakat."
"Oh, ayolah. Saya selalu bersikap profesional."
"Sí a la derecha. Usted ha intentado, pero no te. Yeah right, you've try, but you failed. Akui saja, Senor Estefan."

Jadi, demikianlah akhirnya.
Estefan, laki-laki bermata cokelat cair itu menunggu Katya kembali ke Barcelona. Berharap Katya masih sempat ikut pameran, katanya. Tetapi ia tak bisa membohongi aku, tentu saja.

Maka, untuk dirinya pula kutulis kisah ini.
"Kau akan menulis kisah ini?" Tanyanya padaku, setelah kami melemparkan remah roti terakhir pada kumpulan merpati kelabu.
"Kamu keberatan?"
"Tidak. " Ia tersenyum. "Katya dan aku akan bertemu di sini besok. Datanglah, dan duduklah agak jauh sebagai pengamat. Kamu tidak akan menyesal melakukannya."
"Memangnya, apa yang mau kamu lakukan?"
"Lihat saja besok, mi bella amiga. Lihat saja besok."

...............................

Just read my new novel 
"Barcelona Te Amo" 
if you want to know what will happened ;)



Image and video hosting by TinyPic

12 comments:

Gloria Putri said...

akkkkkkk...
kamuuuuuuu!!!!
nerbitin novel disaat saya sedang pengiritan mau nikah :(
*nangis*

py jal iki...aq pengen baca :(

Dannesya said...

aaakkkk nopel baluuu nopel baluuu...
mbak!!!
nerbitin nopel sementar saya lagi jobseeker cari kerja baru lagi? huhuhuhu :(

Anonymous said...

iiihhh belum nemu bukunya...
sepertinya romantis :)


-ika-

Sanchia Surya Janita said...

Udah ngiler bukunya tapi belum sempat ke toko buku huaaaaaaa T.T

Enno said...

@glo dan annesya: ckckck kok malah pd nangis... :D

@ika: masa sih blm nemu? ciyus? :D

@nonasan: ayo sempetin tar keabisan! ;)

Haruka_Amalea said...

Giliran ada waktu and uangnya eh tu novel gak ada lagi di toko buku apes bener ya!

Haruka_Amalea said...

Giliran ada waktu and uangnya eh tu novel gak ada lagi di toko buku apes bener ya!

tha said...

udah saya baca novelnya no..love it :)

Nurhikmah Nani said...

mba ennoo.. aku dah bca novelnya... cuman aku mau nanya nih, mba eno dah kebarcelona ya? sampe detil banget gambarinnya, jadi ngebayangin kalo aku yg ada dimontjuic liat air mancur sama thayank2. hehehehe *ngeces.com*

Enno said...

@haruka: next time hrs lbh prepare :)

@tha: asik, makasih ya :)

@nani: hihi beluuum! Itu hasil riset 2 minggu, nan... Ih asik ada yg mau hamimun lg ke barcelona. Penulisnya ajak dong, bayarin skalian :))

Unknown said...

Keren baget novel mu mba. Akhh tidak salah menjadi alumni jurnalis, hebat risetnya,salut mba..

Salam kenal ya..

Imie_imita

Enno said...

Hai Imie... makasih ya...
Begitulah ya, terlanjur dijejali 5W 1H kali :D

Salam kenal juga. Salam buat teman2 di lapangan :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...