Pagi hari di Pluit, seperti pagi-pagi yang lain di sudut-sudut Jakarta. Kota yang tak pernah berhasil menahanmu sehari saja. Bahkan akupun membenci kota ini seperti membenci kebodohanku yang naif.
Siang menjelang, kuputuskan untuk beranjak. Mungkin sebaiknya kuteruskan pengembaraanku ke pantai itu. Barangkali laut sudi menghanyutkan berkarung mimpi yang kukumpulkan setiap malam. Meski aku sendiri tak yakin akan itu.
Seseorang menunjukkan arah laut padaku. Aku melaju di atas motor yang kusewa. Lalu kulihat langit bercermin dalam bentangan air yang membatas di cakrawala.
Laut, aku datang!
5 comments:
as usual, postingan nya mba enno bagus banged.
kerasa aja di setiap posting, itu ditulis pake hati. hihi..
saya aja sampe bingung mo komen apaan, padahal saya slalu mampir ke blog mba loh. bagus bgd! x)
it's too beautiful for a blog, mba.
a book deserves to get this. ;P
hmm..tau gak No, lama2 ak baca postingan kmu tiap saat. ak kok bukan lagi merasa sedih untuk kmu, tapi ak malah ngerasa hidup dan semua yang kmu jalanin itu bikin ak bangga punya temen kayak kmu, kamu mampu melukis kehidupan2 mu lewat untaian kata yang membuat orang tersenyum, karena bagi ak si pembaca seolah hanyut dalam petualangan hidup mu yang terkisah dengan apik
sudah sampai mana perasaan mu sekarang?
ayu: sedang berpikir utk membukukan ini... tapi mungkin hrs sedikit dibumbui ya :)
andrei: makasih ya.. kan berkat dukunganmu dan temen2 disini juga! I proud of you too :)
perasaanku? Uhmmm... masih dengan kebodohan yang sama :)
Dasar pujangga kata-kata :P
hanny: kamu juga mulai jd pujangga sekarang hehehe :)
Post a Comment