Tuesday, April 30, 2013

Surat Angin

Rona,
Seharusnya waktu itu, angin tidak usah berbelok mampir ke padang sabana, ya...
Ketika ia terusir dari hutan, seharusnya berhembus saja ke gurun.
Seharusnya ia tak hiraukan lambaian ilalang menghijau di dekat danau. Seharusnya ia terus menatap lurus. Gurun menunggu.

Di gurun, kesunyian meraja dan ia bisa menjelma petapa. Kau tahu kan, di sekeliling hanya ada pasir yang berdesir. Gurun mungkin saja berbatasan dengan laut. Angin bisa tamasya ke sana. Menyapa ombak, menenggelamkan diri mengejar buih, dan bermain di sela karang bersama ikan-ikan. Sendiri tak berarti sunyi.

Oh, ya. Tentu.
Kau sudah memperingatkan angin untuk teguh, ketika angin memutar arah ke sabana. Hati-hatilah, katamu. Sayapmu sudah tak utuh lagi. Tercabik setiap kali kau tersakiti kebodohanmu. Bisakah kali ini kau lebih berpikir panjang?
Namun angin terlalu keras kepala rupanya. Ia bilang padamu, ini akan mirip kisah Putri Salju, kau tahu. Pangeran mencium putri yang mati suri, dan mereka bahagia di akhir cerita.

Rona,
Padang sabana di dekat danau itu indah sekali. Selalu begitu, kau tak usah sangsi. Angin masih menari-nari di sana bersama ilalang dan kupu-kupu di atas mahkota dandelion. Tetapi matahari mencuri air danau dan mengubahnya menjadi mendung. Mengejarnya, memerangkap tawa dan bahagia.

Tentu saja angin tak sudi terjebak bersamanya, meniupnya jauh-jauh ke seberang samudera. Agar hujan hanya lewat sekejap, dan tak memaksanya melengkapi badai.

Tetapi Rona,
Seperti pernah kau bilang, seharusnya angin tidak pernah mengubah arah ke sabana, iya kan? Seharusnya ia di gurun, berhembus tenang membelai pasir.
Tetapi tentu saja sekarang sudah terlambat. Ia terikat pada ilalang dan danau yang memantulkan kilau perak di wajahnya. Ia akan tetap di sana. Meski gelap. Meski hujan. Meski harus menjadi badai.
Angin merangkum sayapnya yang compang-camping dalam kelindan duka. Kalau ia tak lagi bisa terbang, tak mengapa.

Rona,
Seharusnya, ini kisah cinta yang abadi dan tak habis-habis. Seharusnya.


A wind has blown the rain away and blown the sky away and all the leaves away, and the trees stand. 
I think, I too, have known autumn too long. 
 - E.E. Cummings


pict from here

Image and video hosting by TinyPic

8 comments:

Unknown said...

Aduh . . . Aku melihat gejala2 putus cinta nih!
Semoga saja bukan

nyunyuk said...

Maksudnya apa kk enno?#Bingung ...

putuindarmeilita.blogspot.com said...

Mbak. Kenapa nih? Kan udah hepi kemarin? Mudah2an cuma sekadar fiksi.

Nurhikmah Nani said...

ada apa mba eno??

Enno said...

Guys, I'm fine. Nggak putus cinta kok. Jgn kuatiiirr...

Itu cuma blabbering randomly karena hujan seharian :D

Unknown said...

Gue suka karya kaka:):)

Bella Adilah said...

Selalu suka dengan karya-karyanya kak!

Dannesya said...

mbak... kok sedih gini tulisanmu. cepet baikan sama pacarnya yah :")

semoga semua baik2 saja. semoga cepet dilamar terus kawen deh :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...