Rumah Mbak Utik, Wonosari, Gunungkidul.
Kami semua bangun pagi dan mulai membersihkan mobil yang kotor setelah membawa kami caving seharian. Saya dan Ridwan mencuci sepatu-sepatu bot kami, pinjaman dari teman-teman ASC, yang akan kami kembalikan setelah kami pulang ke Jogja.
Anto, yang menyopiri kami, membersihkan mobil dan mengalasi lantai mobil dengan koran. Dia ini penampilannya seperti bocah SMA, meskipun umurnya sudah kepala dua. Seiring waktu, dia bukan lagi sopir kami (sekaligus pemilik rental mobil), melainkan menjadi teman perjalanan yang menyenangkan.
Jadwal hari itu adalah cave tubing di Kali Suci. Jadi kami kembali ke Semanu, tempat gua Kali Suci berada. Bagi yang belum tahu apa itu cave tubing, itu maksudnya adalah penelusuran sungai bawah tanah di dalam gua dengan alat bantu ban dalam bekas. Ban itu dipergunakan sebagai rakit maupun pelampung. Ban yang dipergunakan pun bukan ban mobil biasa, melainkan ban dalam mobil besar. Kayaknya sih itu ban truk deh. Lupa, nggak nanya hehe...
Karena malas cerita, mending lihat foto-fotonya ya!
Anto dan Wuri di atas ban. Hahaha... |
Cuma Wuri dan Rio yang berani naik ke tebing di dalam gua. Saya? Males. Soalnya turunnya nggak ada jalan lain selain melompat bebas ke air. Byur! Hahaha |
Boleh nyebur dan berenang di mulut keluar gua. Itu saya, tapi nggak kelihatan muka. Siapa sih itu yang motret? Sigh! Hehe... |
Nah, setelah puas cave tubing, kami melanjutkan perjalanan ke pantai. Anto memang mantab surantab deh! Nggak pakai lama, langsung capcus menculik kami semua ke pantai! Baydewey, kalau ada yang mau liburan di Jogja pakai nyewa mobil, ke rentalnya Anto aja ya. Nomor hapenya: 087839782567/ 081578263492. Anak ini seru banget! *wink*
Foto-foto telusur pantainya sudah sempat saya mainkan di Instagram. Cekidot!
Tangan Ridwan. Powerbank pinjaman dari Dita. |
Menuju pantai seperti anak penyu. Kalau nggak salah, ini di pantai Krakal |
Ridwan melamun di Pantai Wediombo. Kami datang pagi-pagi dari penginapan ke pantai ini. Belum mandi. Hahaha |
Tanggal 19 pagi, kami berkeliling mencari oleh-oleh. Sayangnya Rio dan Dita harus memisahkan diri lebih awal dan kembali ke hotel, karena mereka belum packing. Sementara, siangnya mereka harus naik pesawat ke Jakarta.
Jadilah tinggal saya, Wuri, Ridwan dan Tya. Kami memutuskan makan siang di House of Raminten.
Yah, akhirnya tercapai juga keinginan saya untuk pergi ke Raminten, sodara-sodara. Makanannya tidak bombastis atau gimana. Rasa makanannya biasa saja. Tapi keistimewaan tempat ini adalah atmosfirnya. Atmosfir Jawa dengan sayup-sayup gending terdengar di kuping, dan para pelayan yang memakai pakaian tradisional Jawa Tengah.
Nasi rawon di House of Raminten. Kuah rawon saya abis dipalaki Wuri dan Ridwan. Hahaha |
Ini adik saya, Ridwan. Ganteng? Adik guweh.... Cewek-cewek nggak boleh naksir. Dia sudah punya istri :) |
Akhirul kalam (sok jadul), di bawah ini adalah para tokoh yang membintangi petualangan kali ini. Cekidot gan!
Searah jarum jam: Rio Dita, Wuri, Anto, saya, Ridwan & Tya. |
7 comments:
wah keren warungnya yang ngelayanin bule.. hahaha.
btw kenapa ya foto2nya semua orang foto wajahnya jelas, cuma bagian lu doang gak jelas no? :P
Iya nih setuju sama mas Arman, kita ingein foto wajaaah mbak, foto wajaaahnya mbak Enno (J >o<)J
*ngiler lihat nasi rawonnya, tapi nggak suka rawon :p
wah tempat na mengasikan sekali,, jadi pengen ke sanan ini,, tp jauh bngt dari rumah aq
@arman: hahahaha... ah arman! sengajaaa! kapan sih gw pamer tampang di blog? ga prnh kan :p cek instagram gue aja man... disitu ada gue :D
@chici: hihi cek instagramku aja chi... nasi rawon enak lho.. masa ga doyan :D
@i putu febri: kamu di bali kah? hmm... iya sih, jauh. kpn2 aja :)
Next trip...kapan kita kemana?
ke hatimuuu....
hahaha
aku mau ke jogja lagi ntar tgl 5, kan? :P
waw ..
mampir juga yah --> http://cahayalurusku.blogspot.com/
Post a Comment