Memang itu salah satu caranya mengungkapkan kerinduannya pada almarhumah, tapi aku mau dia juga belajar mengapresiasi segala sesuatu di sekitarnya.
Lalu ayahnya mengirimi aku 12 puisi terbarunya. Aku senang, dia ternyata mengikuti saranku. Tema-tema puisinya lebih beragam, dan kadang-kadang permainan katanya mengejutkan.
Ini puisi favoritku . Judulnya Batu. Ini menggambarkan ayahnya.
Aku jadi terharu.
Duh anak ini...
Batu
Sekeras karang tepi laut
Yang gambarkan kokohnya dirimu
Sedingin lelehan embun
Di pucuk daun meruncing
Itulah dirimu yang selalu melekat dalam pikirku
Torehan luka yang menggores
Tak lagi nampak di tubuhmu
Seakan menyatu dengan kulit
Yang berlumur debu
Batu,
Andai kau tak jauh dariku
Kuakan gambarkan dirimu
Lebih dari sekedar
Jelas serta merinci
Meski hanya abadi
Dalam tulisan serta bait–bait puisiku
- 06.01.2008 -
Sekeras karang tepi laut
Yang gambarkan kokohnya dirimu
Sedingin lelehan embun
Di pucuk daun meruncing
Itulah dirimu yang selalu melekat dalam pikirku
Torehan luka yang menggores
Tak lagi nampak di tubuhmu
Seakan menyatu dengan kulit
Yang berlumur debu
Batu,
Andai kau tak jauh dariku
Kuakan gambarkan dirimu
Lebih dari sekedar
Jelas serta merinci
Meski hanya abadi
Dalam tulisan serta bait–bait puisiku
- 06.01.2008 -
1 comment:
yg namanya sisulung nih masih kecil apa uda gede mba?
puisinya bagus :) aq jg suka
Post a Comment