Friday, November 2, 2007

Betapa Leganya Kalau...

Betapa leganya kalau gue bisa nangis keras-keras.
Dada gue rasanya sesak. Gue gak kepingin jadi cengeng begini, tapi perasaan gue gak bisa dihalangi untuk tidak menjadi sedih.

"Percuma menangis seharian juga," kata seorang mantan teman kuliah yang kini kerja di Balikpapan.
"Kalau gitu mabuk-mabukan aja deh."
"Lari keliling senayan 20 kali kayaknya ampuh tuh untuk ngilangin sedih."
"Dengan mata sembab kayak gini? Oh enggaklah ya."
"Ya udah ikut sholat magrib dan isya di Al Azhar. Trus dengerin ceramah agamanya."

Trims banget buat temen gue yang satu ini. Dia membiarkan dirinya ditumpahin beban unek-unek selama satu hari penuh. Dengan gayanya yang humoris, yang gak berubah sejak jaman dahulu kala.

Temen-temen di kantor juga semuanya ngasih dukungan ke gue. Setelah gak masuk dua hari, mereka memeluk dan menepuk bahu gue begitu gue muncul lagi (dengan wajah sendu).
Betapa bahagianya disayangi dan diperhatiin begini.

Tapi kenapa gak bisa saling menyayangi dan memperhatikan dengan dia untuk selama-lamanya...?

Aduh, gue mengeluh lagi!

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...