Wednesday, October 11, 2006

Little Enno, Dad & The Zoo

Semalem, T bilang rumahnya di Gedongkuning. Deket kebun binatang.


Tanya gue, mana aja tempat favorit gue. Maka dalam daftar itu akan ada kebun binatang yang selalu gue sebut ’bonbin.’
I like zoo so much. Gue suka liat berbagai binatang di sana. Meskipun kadang-kadang terbit rasa kasihan melihat mereka dikurung, bukannya tinggal di habitat asli yang merdeka. Sehingga gue selalu berusaha meyakinkan diri, bahwa mereka diurus dengan baik dan dikasih makan dengan cukup.

Gue suka bonbin, juga binatang-binatang, karena bokap gue. Waktu gue masih taman kanak-kanak, setiap hari minggu, Bokap ngajak gue dan adik gue ke bonbin. Waktu itu keluarga gue masih tinggal di Bandung. Dalam ingatan gue, Bonbin Bandung dulu lebih menyenangkan dibanding sekarang. Dulu, tempat itu sejuk, rindang, bersih dan gak terlalu crowded.

Kita bertiga bisa seharian ada di bonbin. Naik perahu di danau buatan. Itu yang paling gue tunggu-tunggu. Gue masih ingat adik gue yang waktu itu masih dua tahun, teriak-teriak kesenengan. Gue juga masih inget Bokap kelihatan begitu santai dan bahagia. Entah kapan terakhir gue lihat dia seperti itu setelah kami dewasa. Bokap sekarang lebih pendiam dan kadang-kadang suka murung.

Padahal, dulu tuh Bokap orangnya asik banget. Kalo ke bonbin, gue dan adik ditraktir jajan es (lagi kecil gue jarang dibolehin minum es, soalnya punya asma). Pulangnya suka dibeliin mainan. Biasanya perahu-perahuan dari kaleng yang dijalanin pake batere dan bisa muter-muter di permukaan air. Bunyinya rrrrt....rrrrrt.... Gue suka taruh di atas ember besar di rumah, diisi air penuh-penuh biar muter-muter di situ hehehe...

Dari Bokap, gue tahu dunia binatang itu ternyata gak cuma kucing, anjing dan ayam, yang sehari-hari gue lihat di halaman rumah. Eh, malah ayam juga gak ada dink! Waktu tinggal di kawasan Cikaso, Bandung, gak ada tetangga yang punya ayam. Gue baru bener-bener lihat ayam dilepas itu pas pindah ke kawasan Sarijadi. Masih di Bandung juga. Saking noraknya, waktu itu gue sampe takut hehehe....

Anyway, Bokap ngasih tau binatang apa aja yang kita lihat di bonbin. Meskipun ada tulisannya nama binatangnya di setiap kandang dan gue udah bisa baca, tapi kan tetep aja bingung dan butuh penjelasan. Makanya, keterangan Bokap membantu banget. Gue jadi tahu ada binatang-binatang aneh yang gak bakal bisa dilihat di kehidupan sehari-hari. Gue jadi tahu yang namanya sero, sejenis kucing yang bisa berenang dan pemakan unggas. Gue jadi tahu binturung, sejenis musang yang hidup di pohon. Gue juga jadi tahu bermacam-macam ular dan jenis-jenis reptil.
Bahkan, gara-gara gue udah biasa liat biawak di bonbin, pas tinggal di Bogor dan ada biawak nyasar dari kali di belakang rumah, gue gak takut sama sekali.

Abis dari bonbin, biasanya gue dan adik naik kuda sewaan yang mangkal di depan bonbin. Kuda-kudanya bagus-bagus. Tinggi besar, berbulu hitam legam. Serasa anggota kavaleri deh pas duduk di atasnya hihi...

Sejak itu, kalo gue singgah di kota yang ada bonbinnya, pasti gue sempetin ke sana. Waktu ke Surabaya, gue minta diajak ke Kebun Binatang Surabaya. Lumayan. Gak serindang bonbin Bandung sih, tapi ada koleksi binatang yang gak dipunyai bonbin Bandung.

Ke Taman Safari di Puncak, meskipun baru sekali, yang penting udah pernah. Waktu itu sama sepupu-sepupu gue. Pengennya sih lebih sering. Tapi kalo ke sana ribet sih. Harus bawa kendaraan sendiri atau naik kendaraan di sana. Gak bisa melihat-lihat sambil berjalan kaki (mau diterkam harimau atau dijilat jerapah?). Padahal, kalo ke bonbin tuh, menurut gue paling asik jalan kaki dari satu kandang ke kandang lain. Ngajak ngomong langsung binatang-binatang itu (hm, jujur gue emang agak aneh sih hehe).

Kalo ke Bonbin Ragunan, gue udah beberapa kali. Lumayan asik juga, apalagi ada wahana gorilanya. Sempet berjanji gak akan datang-datang lagi pas disana ada wabah flu burung. Tapi sering kangen sama binatang-binatang di sana. Apalagi kuda nilnya lucu-lucu dan ngerti kalo diajak ngomong.

Dari semua itu, jalan-jalan ke bonbin sama Bokap yang selalu paling berkesan. Sampe tua gue akan selalu ingat itu. Karena Bokap, gue jadi suka binatang (seperti dia juga). Gue peka dan punya kepedulian sama mahluk yang lebih lemah.

Sekarang ini, gue lagi pengen ngikutin jejak Bokap, mengajari sayang binatang sejak dini. Gue pengen ngajak ketiga keponakan gue jalan-jalan ke Bonbin Ragunan. Entah gimana caranya. Sebab kendaraannya gak ada. Mungkin pake taksi. Someday. Pas gue dah ada waktu.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...