Wednesday, August 2, 2006

Belajar dari Kaum Saba'

Belakangan ini gue lagi kepikiran sama bencana yang datang bertubi-tubi di negeri ini. Kirain bencana tsunami di Aceh yang mengerikan itu udah cukup jadi peringatan dari Allah buat kita semua…. Gak taunya abis itu masih ada lagi… beruntun pula. Yang terakhir tsunami di Pangandaran kemaren. Duh, apa orang Indonesia banyak banget dosanya kali ya? Sampe azab dunia datangnya banyak banget….

Gue inget satu ayat, yang sering gue denger dari temen” atau sodara” yang menghibur gue kalo lagi sedih: Allah gak akan menimpakan cobaan kepada umatNya jika mereka tak mampu menanggungnya. Dengan kata lain, cobaan” yang kita terima itu sebetulnya gak seberat yang kita pikirkan. Karena Allah udah tau kita pasti bisa menghadapi dan menerimanya.

Hari ini, gue baca artikel Manajemen Qolbunya Aa Gym di Dialog Jumat Republika (28/7). Judulnya Belajar dari Kaum Saba’. Gue baru inget lagi tentang Kaum Saba’ yang dikisahkan Alquran. Suatu kaum yang diazab Allah karena takabur.

Kaum Saba’ termasuk satu dari empat peradaban besar di Arabia Selatan (1000-750 SM). Keberadaannya dibuktikan dengan prasasti” yang menyebutkan nama mereka. Di masanya, negeri ini modern. Mereka menguasai teknologi pengairan dengan membangun sebuah bendungan setinggi 16 meter, lebar 60 meter dan panjang 620 meter. Bendungan ini mampu mengairi 9.600 ha lahan, yakni 5.300 ha di sebelah Selatan, sisanya di sebelah Barat. Alquran menyebut dua dataran ini sebagai “dua kebun di sisi kiri dan kanan.”

Berkat bendungan dan sistem pengairan canggih itu, daerah ini menjadi kawasan paling menghasilkan di Yaman. Bayangin aja, seorang ibu jalan di bawah pohon yang lagi berbuah. Gak perlu repot” metik, buah”annya yang banyak dan matang udah berjatuhan sendiri ke dalam keranjang.
Selain itu, militernya juga kuat. Mesir yang dikuasai Romawi aja bisa ditaklukkan!

Nah rupanya karena kejayaan mereka, penduduknya jadi takabur. Mereka gak lagi menyembah Allah, malah menyembah matahari. Soalnya mereka pikir, semua kemudahan dan kesejahteraan mereka itu hasil jerih payah mereka sendiri, bukan anugerah Allah. Mereka juga sombong karena segala kebutuhan tercukupi.Makanan berlimpah dan gak perlu takut keabisan makanan kalo melakukan perjalanan.

Seperti dalam QS Saba’ (34):19, mereka berkata, “Ya Tuhan kami, jauhkanlah perjalanan kami (karena kami pasti akan sampai ke sana tanpa hambatan apapun).

Akhirnya, Allah menghancurkan negeri Saba’ dengan mengirimkan banjir yang menjebol bendungan mereka. Banjir meluluhlantakkan negeri Saba’. Kebun-kebun mereka rusak berat. Sebagai gantinya, Allah kemudian menumbuhkan pohon atsl yang berbuah pahit dan sedikit dari pohon sidr (pohon berduri banyak dan berbuah sedikit).

Keadaan negeri Saba’ yang makmur gak jauh beda dari Indonesia. Kalo sekarang Indonesia jadi banyak bencana, jangan” itu teguran dari Allah karena kita semua banyak dosa…. Duh, ngeri….. Bertobat yuk….

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...