Belakangan ini orang-orang menentukan destinasi wisatanya berdasarkan tiket promo maskapai penerbangan.
Bertaburannya tiket promo di awal-awal tahun kayak gini, bikin orang-orang kalap dan membeli sana-sini. Banyak sih yang ngomong ke saya, beli aja dulu. Bikin itinerary-nya belakangan.
Lho kok gitu? Jadi sebenarnya nggak punya tujuan bepergian kemana? Jadi cuma nurut aja gimana tiket promo membawa?
Sejujurnya, itu bukan cara saya bepergian. Saya selalu bikin rencana per bulan, atau per tahun, mau pergi ke mana dan mau apa di sana. Apa yang akan saya kunjungi, apa yang akan saya lihat, apa yang akan saya serap. Apa tujuan besar saya sebenarnya saat melakukan perjalanan...
Iya sih, salah satu keasyikan traveling apa lagi backpacking alias ngegembel itu adalah unsur kejutan di dalamnya. Seperti yang dibilang filsuf Cina, Lao Tzu, "a good traveler has no fixed plans and is not intent on arriving."
Tapi biarlah itu terjadi saat kita ada di perjalanan dan sudah ada di tempat tujuan. Kalau soal destinasi, saya tetap bikin perencanaan. Tahun ini, misalnya. Saya sudah memasukkan empat trip ke dalam agenda, dua di antaranya berbeda pulau.
Bagi saya pribadi, bepergian karena 'mumpung ada tiket promo' itu nggak 'kena' di hati.
Soalnya saya pergi bukan cuma sekedar senang-senang dan menikmati obyek wisata. Saya menyerap semuanya, menyimpannya di sel-sel kelabu otak saya, untuk diolah, digunakan, dimanfaatkan, atau paling sedikit, menjadi bahan pemikiran. Setiap menentukan suatu destinasi, maka di benak saya sudah ada sederet tujuan, termasuk jawaban dari pertanyaan: untuk apa saya ke sana?
Biasanya itu berkaitan dengan survei, riset dan bahan-bahan untuk tulisan.
Setiap destinasi mempunyai tujuan. Jadi kalau destinasi dadakan, saya nggak bakal mau, karena akan mengobrak-abrik rencana per satu tahun.
Setiap saya pulang bepergian, saya jarang sekali merasa girang. Aneh? Nggak juga. Karena seperti saya bilang, saya menjadikan apa yang temukan selama perjalanan sebagai bahan kajian setelah pulang.
Kalau saya habis masuk gua, maka saya akan keluar dari sana sambil berpikir betapa indahnya gua itu. Tapi sampai kapan akan lestari.
Kalau saya habis naik gunung, maka saya akan turun dari sana sambil memikirkan padang-padang edelweiss di atas sana, yang entah sampai kapan akan terhampar tak tersentuh peradaban.
Kalau saya pulang dari pantai, maka saya memikirkan tentang sampah-sampah yang berserakan di pantainya, tebing karang yang dicoret-coret, ombak yang semakin mendekat ke daratan karena abrasi.
Saya tidak pernah pulang dengan hati girang dan cerita-cerita dengan gegap gempita ke seluruh dunia bahwa saya habis bersenang-senang di sana-sini.
Ya, saya memang menceritakan sebagian pengalaman itu di blog. Tetapi jika yang membaca cukup jeli, akan terasa nada pahit di dalamnya. Belakangan ini, saya bahkan mulai malas posting untuk menceritakan perjalanan saya. Karena toh memang bukan sekedar untuk bersenang-senang.
Saya nggak bermaksud mengkritik orang-orang yang senang berburu tiket promo ya.
Silakan saja. Itu seru kok. Setiap orang kan punya cara masing-masing.
Lagian, kalau destinasinya ternyata sama dengan rencana trip saya, pasti saya ikutan beli juga ;)
Saya cuma mau bilang, kalau saya sih nggak pernah membiarkan maskapai-maskapai penerbangan itu menyetir tujuan traveling saya.
Begicuuu...
Btw, saya menemukan sebuah artikel yang cukup menampar lho, dan sejujurnya saya harus setuju dengan sebagian besar isi artikel itu. Ini tentang 'Responsible (Travel) Writer.' Kalian yang suka jalan-jalan dan cerita-cerita tentang perjalanan kalian di blog atau di mana-mana, harus klik di sini, dan baca.
Have fun! Semoga nggak tertampar! :D
forgot the source :( |
10 comments:
hahhaha.. saya setipe dengan mbak enno. travelling itu, musti direncanakan. Biarpun terencana, masih bisa kok merasakan kejutan2 dan nyasar2, hepi, capek, dan... yang lainnnya. :D
mungkin emang ada orang yang angan2 travellingnya banyak. misalnya, pengen ke singapore, ke hk, ke korea, ke jepang, ke jogja, ke bali. jadi pas ada tiket promo ke salah satu destinasi itu ya langsung dibeli aja dulu. :D
lama tidak berkunjung ke blog Enno, saya senang karena dapat info baru dan tautan baru...
kalo udah direncanain mau kemana trus kebetulan dapet jg tiket promonya, kan seru enn :D
@gek: hehehe...nah itu dia! :D
@arman: emang cara org beda2 siy... utk org yg serba terorganisir kayak gw ya ngejar2 tiket promo di luar rencana gak bakal bisa, man. meskipun gw jg angan2nya sama, pgn jln kemana2. kecuali klo tiket promonya pas dgn destinasi gw dan waktu yg sdh direncanakan, baru deh ikut beli hihi...
@faizi: wah mas faizi ini pasti sibuk ngajar yaa... info apa ya? tulisan2 gak jelas spt biasa kok hehe...
@hans: nah iya bener! aku jg langsung beli deh! hahaha
bener travel itu mesti direncanakan, soalnya aku ini orangnya rebyekan dan pundungan, hahahaa, jadi semua harus dipersiapkan dengan sebaik baiknya :D
anyway, cerita hati buku barumu ? covernya asik ya, vintage gitu :D
aq malah br taw lo klo ada org yg suka e berburu tiket murah
soalnya aq ga gt sih...dl pas k karimun itu jg bukan krn promo tiket...tp emang bner2 planning k sana
tp klo emang pas ada tiket murah yg sesuai sama tujuan kita,knp hrs beli yg mahal...qiqiqi...as long as kita ga diatur aja kan.
Info itu, lho, tentang 'tata tertib' menuliskan catatan perjalanan ke sebuah tempat yang 'dilindungi' :-)
Masih seperti dulu, blog ini masih tetap keren. Eh, maaf, semakin keren
@fenty: waduh ada yg pundungan haha.. Cerita Hati itu kumcer fen, rame2 sama penulis Bukune. Kisah nyata ttg cinta pertama kami semua. beli gih! :D
@glo: iya, klo tujuan dan waktunya pas sama dgn agenda kita, why not? aku pun pasti beli. tp klo ga sama dgn agenda, aku biasanya skip aja :)
@faizi: itu bkn tata tertib, krn masih bisa diperdebatkan lho mas :) hehe makasih dibilang keren. gak sekeren puisi2 mas faizi tapinyah :D
@saifudin: oke sip :)
klo ada tket murah k PDG ambil ya..biar kita bsa kopdar..hehe
iyaa ne..saya jg dah baca bbrpa minggu lalu..ckup trtampar jg...:D
Post a Comment