Anggaplah ini sebuah pengakuan. Anggaplah sebagai ganti percakapan yang berbulan-bulan tidak lagi kita lakukan. Aku akan menceritakannya padamu, tentang hari-hari yang kujalani sambil menggenggam perasaanku.
...............
Ini bukan aku.
Aku yang kamu kenal adalah perempuan yang lebih suka diam di rumah sepulang kerja. Kau suka menyuruhku pulang cepat dari kantor, dan membaca novel sebelum tidur. Kamu mendoakanku agar tidur nyenyak dan mimpi indah. Dulu kamu begitu. Sebelum kemudian segalanya jadi berbeda. Dan aku menjadi aku yang saat ini bepergian dari kota ke kota seperti pengembara.
Aku bukan perempuan yang berdiri di depan kelas itu. Perempuan itu tersenyum, tertawa dan mengajak murid-murid kecilnya menyanyi dan membaca puisi. Itu bukan aku, perhatikanlah baik-baik. Mataku tak pernah berkaca-kaca seperti itu di depan murid-muridku. Senyumku tak pernah segetir itu. Aku selalu gembira bersama mereka, bukannya menahan tangis.
Dan aku bukan perempuan yang menangis diam-diam di kamar mandi temannya itu. Hanya karena si teman memutar sebuah lagu yang pernah kamu kirimkan dulu. Itu bukan aku. Aku selalu ikut menyanyi jika mendengar lagu-lagu kesukaanku. Dan bukankah aku selalu menyukai lagu-lagu yang kamu kirimkan itu?
Dan bahwa sebagian orang sudah muak dengan sikapku yang murung dan penyendiri akhir-akhir ini, aku pun tahu. Bahkan adikku memarahiku karena aku jarang lagi tertawa bersamanya. Ini bukan aku. Karena aku yang kamu kenal selalu bisa menertawakan apa saja. Kesialan sekalipun.
Mereka selalu bilang 'lupakan saja.' Dan kubilang 'baiklah.' Lalu aku berjalan terus tanpa menoleh ke belakang. Kusembunyikan kalender karena aku tak lagi mau menghitung hari. Tetap saja. Tetap saja aku menghitungnya di dalam hati.
Aku bersikeras tak mau mengirimimu kabar. Sekedar e-mail apa salahnya? Kata adikku. Sesungguhnya betapa inginnya aku mengirimnya. Tapi aku tak ingin hatiku luruh lagi jika kamu tak membalasnya. Aku takut kamu tak membacanya.
Aku bukan lagi gadis rumahan yang pernah membuatmu terkejut karena tak bisa mengusulkan kafe yang nyaman untuk kencan kita. Kini aku terpaksa selalu bepergian setelah tak mampu lagi melawan mereka sendirian. Aku pengembara. Yang berkelana sambil menggenggam erat perasaannya kepadamu.
Sesungguhnya aku masih aku yang dulu. Yang mencintaimu dalam hatiku.
27 comments:
selalu suka baca tulisan mbak Enno.
seperti melihat diri sendiri di sana. menjadi orang yang bukan dirinya sendiri.
benar kata Pat Kay, mbak. "cinta...cinta... deritanya tiada akhir"
hehehehe
apa semuanya memang sudah berbeda??
mungkin perlu waktu untuk menyembuhkannya kembali
hiks... :((
aku ingin menangis membacanya.
yang tegar yah mbak... :(
"someone somewhere is made for you"
Belive all these things yah...
*dalem banget..
Sabar Mbak.
tulisan mbak enno selalu bikin penasaran... ini lg cerita ttg diri sendiri atau orang lain, sih? ^_^
kalimat-kalimatnya dalem banget.
top markotop
as always
so sweet!!!!
sejauh apapun kita bertransformasi, yang penting tak ada yang berubah tentang perasaan kita pada seseorang. Cukup itu yang dijaga. Selamanya!
PAS!!! sama perasaan saya..
semoga cepat sembuh, untuk perempuan pengelana di cerita itu. semoga dia menemukan jalan kebahagiaannya lagi.
nice words...
as always...
duh..
*pohon bangedh
makna kata2nya tu loh mbak.. bener2 nggak kuat bacanya..
@pengembara : jgn lupakan jalan pulang ya.. ^_^
tetap berjuang, mbak enno.. :)
cheer up!!! :)
@all: makasih komen2nya yaaa....
iya ini ttg aku, dan perasaanku ke dia...
thx yaa... aku akan tetap semangat! :)
kalo bahasa jawanya makjleb-jleb...
daleeeeem....
apik tenan mb....
astaga...selalu membuat pengin nangisss
kapan2 suruh dunk si mas baca blogx mba enno.. fufuufufu..:)
Setuju komentarnya Rava, "someone somewhere is made for you"
Sabar dan tetep semangat ya Mba...
*mengatakan hal yang sama kepada diri sendiri*
pantesan sms ku tak di balas,,tenyata kau pengembara sekarang mba...???
hanyut ketika membacanya..
sabar ya mba..
salam kenal dariku mba..
meski aku gak kenal Mbak Enno secara langsung, lewat beranda maya ini saya jadi merasa sangat mengenalnya..
khusus untuk tulisan ini, mengapa begitu banyak orang menyukainya?
karena tulisan ini seakan mewakili perasaan semua orang yang sedang berada dalam masa yang sama dengan yang dialami Mbak Enno..
semangat ya Mbak..
suatu saat kau akan merindukan masa ini, saat jalan pulang telah kau tuju..
Ungkapan isi hati yang sangat mengharukan..I like this..Salam kenal
@maiank: hahahaha makasiiih :)
@anonim: duuuh ga maksud loooh...
@chie: dia emang suka baca kok
@gendhis: amin, thx yaaa
@maya: bersama angin, suka ga dpt sinyal :P
@syifa: salam kenal juga...
@ndk: makasih ya, betul sekali, semoga tulisan ini menjadi hikmah buat yg baca...
@lia: salam kenal, thx ya..
mok??
mok??
makan yok.
iya makan gih.... bandel banget sih dibilangin!
Yang penting dirimu masih suka makan udang goreng *1 peti, lagi*, berarti masih normal *lho* hehehe :P
Smoga semuanya menjadi lebih baik ya, No...
Love You :)
"someone somewhere is made for you" hmmmmm, yep, can't agree with that statement more :)..., hehehe...
Ini Shin-kun yang orang Indonesia, buka si Shin yang selalu pake nama anonim dan signing kata 'Shin' di akhir komen ituh, xixixi...
Sepertinya aku paham tulisan ini tentang apa dan siapam,heheeeheeheee...
@sari: hihihi ngilernya sari segerobak tu haha... luv u too, thx ya sarce :D
@shin-kun: ttg sapa? kayaknya semua org juga dah tau :P
Post a Comment