Tuesday, August 2, 2011

Morning Notes

Dan pagi menyisakan langkah-langkah peri, yang menaruh sehelai senyum di atas bantal. Aku terbangun dan menemukan sisa-sisa tawa yang kurangkai kelopaknya menjadi buket kegembiraan.

Masih galau? Tidak. Aku bukan gadis remaja yang menerbangkan angan sampai ke bulan. Aku masih menjejak bumi. Masih dalam perahu yang terombang ambing di antara karang-karang meruncing. Mengemudikan hati agar tak terjebak lagi.

Tapi aku tidak akan berdusta. Aku tahu ia lebih dari sekedar yang tersirat. Dan entah kenapa aku memahaminya, seperti aku memahami angin dingin yang berhembus dari gunung di belakang rumah. Angin yang tak pernah tahu kemana arah yang ia tuju.

Ia tidak akan pernah tahu aku memahaminya sedalam itu. Karena kusembunyikan rapat-rapat jantungku dari penglihatannya. Agar ia tak bisa melihatnya merona ketika aku sedang mendengarnya tertawa. Tawa gugup itu. Tawa bimbang. Tawa yang tertahan oleh berbagai macam perasaan yang tak dimengertinya sendiri.

Aku ingin mengatakan padanya tentang banyak hal,  lebih dari sebelumnya. Tapi aku memenjara semuanya dalam benak.

Esok pagi, peri-peri itu akan kembali menaruh pesan. Di atas bantal, di dalam kotak ajaib yang kutaruh dekat kepala.

Aku akan kembali menikmati angin gunung di belakang rumah. Bersama tawa gugupnya. Yang bimbang dan tak dimengertinya sendiri.


Here I came to the very edge where nothing at all needs saying...and every day on the balcony of the sea wings open fire is born and everything is blue again like morning.
— Pablo Neruda


pict from here




Image and video hosting by TinyPic

19 comments:

  1. Anonymous8:40 AM

    you are amazing.

    ReplyDelete
  2. jangan ditahan2... bilang aja terus terang... :D

    moga2 komennya nyambung ya. asli gua baca sampe 3 kali no, tapi gua rada2 gak gitu ngerti juga. hihihihi.

    ReplyDelete
  3. aduh, gimana ya No...ehhhh itu, mmmm, gimana ya ngomongnya....

    eeee...aduh, malu nih...tapi, kok aku jadi malu2 ya baca tulisan ini.berasa gimana gitu :)) #ga nyambung,secara terkubur tumpukan dokumen :p

    ReplyDelete
  4. kenepa memenjaranya dalam benak mbak?katakan saja...selagi masih ada kesempatan...hehehehe...SEMANGAT!!!notenya co cweeeet mbak

    ReplyDelete
  5. mba eno, kenapa setiap di klik picture nya error?

    ReplyDelete
  6. eh sahaaaaa? cerita siah ih!!! :)

    ReplyDelete
  7. @qrazee: thank you zee... do you really understand this? so I guess you're from malaysia ;)

    @arman: nyambung banget maaan... lo ga selemot itu kok hahaha

    @rona: ya? kenapa? ada apa? *sokgaktauapa2*

    @deeo: hohoho thank youuu :P

    @isti: ooh ya? masa sih? wah mesti dicek lagi ni :)

    @apis: crita apa? ssst... bulan puasa dilarang menggosip :P

    @senja: thanks :)

    ReplyDelete
  8. diomongin aja, Mbak Enno... rasa yang dipenjara gak enak lho..hihihi

    ReplyDelete
  9. berterus terang itu lebih baik sist ,,kalo' di tahan terus bisa menggunung ,terus entar galau mulu .. semangat sist ... :)

    ReplyDelete
  10. "Masih Galau???Tidak"
    Achhh tenane mbak???kemaren melow skrg apa lagi ini???
    Yukkk ngadem aja di belakang rumah, tak temenin menghirup angin gunung!!!biar puasanya kuat(nyambung drmn coba???)

    ReplyDelete
  11. sejenis pemuja rahasia kah?

    ReplyDelete
  12. agree sama yang paling atas.
    you're A-M-A-Z-I-N-G.
    i adore this one enn. :D
    i adore you

    ReplyDelete
  13. @mentari: ngomongin apa emangnya? hahaha :P

    @mira: gak galau ah, ntar dikatain ababil hehe :P

    @wuri: eeeh... tenan kiii.... tidak bergalau riaaa hahaha :P

    @tukang colong: hmm... sejenis gak ya? tapi kyknya aku ga memuja sapa2 tuh slain Tuhan YME :p

    @hans: aiiih... si kurus ganteng! I adore you juga deh *kumatganjennya*
    wkwkwk

    ReplyDelete
  14. Si angin yang berhembus tak kenal arah akan mencari ruang akan mengisi waktu ...

    ReplyDelete
  15. terlepas dari galau atau tidak galau yah, tulisan bagus baget. saya suka *2thumbsup

    ReplyDelete
  16. @danan: klo versimu mesti mencari ruang makan tho? xixixi

    @annesya: makasih nesnes :P

    ReplyDelete
  17. wkwkwkwkw....akhirnya nyadar juga kalo nenek2 gak boleh galau xixixixixixixi

    piss

    ReplyDelete
  18. hallo Mba Enno.. tulisannya mengena banget. senang mampir terus ke sini. *saya pembaca bayangan* haha..pingin juga menulis kayak mba.. kapan yah???

    Salam kenal :)

    ReplyDelete