: my spring
And yes, you are in my head,
but that doesn't make you here...
..............
Di sini, di kota yang pengap ini. Di tengah kebisingan ratusan desibel, aku merangkai lagi semua kenangan. Betapa sedihnya hanya bisa menggali-gali ingatan yang tertinggal, yang terdistorsi berbagai kejadian. Kamu dan aku, dan segala yang pernah dan belum terjadi.
Semua rencana yang tak terwujud, semua janji yang terlupakan, semua kata-kata cinta yang diabadikan hanya untuk dibaca dan digarisbawahi tebal lalu terabaikan.
Sesungguhnya aku tak pernah lupa. Tapi bagaimana denganmu?
Ini adalah kota yang sesak oleh peristiwa. Aku menyusuri setiap jengkalnya dengan tungkaiku yang letih. Mencari tahu apakah pernah ada jejakmu di salah satu persimpangan itu, atau sidik jarimu di meja restoran itu.
Tapi aku bukan Sherlock Holmes dan tak ada Watson untuk bertanya jika perjalananku melenceng arahnya, atau bertanya betapa anehnya kasusku. Tak ada seorangpun yang bisa kuajak berdiskusi tentang misteri perasaanku padamu.
Kamu, yang tak pernah lelah berlari dalam kepalaku, pernahkah terpikir olehmu bahwa aku membutuhkanmu untuk memastikan bahwa aku tetap waras? Karena aku telah terlanjur hidup dalam stigma orang-orang yang menganggapku gila. Nyaris saja, nyaris saja aku mempercayainya.
Here
pine trees shed their leaves, and rolls of waves
are routinely cast off.
Here
the season sights on earth,
sand, cold, and night,
as peace summons as fitfully
the wind upon your shivering self.
And woods bloom
into distant spaces: Please come!
-one stanza of The Window, Goenawan Mohamad-

hehe..bagus..suka :D
ReplyDeletelagi lagi ada dia yang pernah menorehkan luka,, hmmhh,,
ReplyDeletesnip snip (-_-)
hiks....dalem banget....
ReplyDeletehiks..mendalam..
ReplyDeletesuka pic nya..cocok n keren bgt,,
salam kenal mb..
ijin follow dan pasang link ya kawan..
ReplyDeletesalam kenal..
keren puisinya,,
dalemmm
ReplyDeleteso deep..
ReplyDelete@icang: tengkyu :)
ReplyDelete@shinta: bukan luka kok, tapi menorehkan rindu :)
@freya: lho kok nangis nes? :P
@faiza: salam kenal juga, makasih ya :)
@masita: silakan, thx ya... yg bikin puisinya om goenawan mohamad, dia yg patut dipuji :)
@aby umi: salam kenal, thx ya, nanti saya mampir...
@bella & wiwit: awas jgn sampe tenggelam hahaha
Kamu dan aku, dan segala yang pernah dan belum terjadi
ReplyDeletesaya sedih sekali baca kalimat ini... :(
mendalam banget kak.....
ReplyDelete:'(
yawdah mba...
ReplyDeleteqtha masak2 ajah..dripada mikirin dy..fuuufufufuu.. :p
masih ya no??
ReplyDeletehayoo hayooo :D
@nona senja: aku ga bermaksud bikin kamu sedih lho :)
ReplyDelete@kiiki: iya nyangkulnya lama :P
@chie: iya iya secara aku kan kembaran farah quinn hihihi
@azhar: aaaah kamyu apa sih? *blushing*
Sedang merasakan yang sama, pengen nulis tapi ga bisa diposting karna si dia pasti baca! Hihihi.
ReplyDelete*Numpang mewek aja deh*
aku malah sengaja menulis karena dia pasti baca. dia selalu baca....
ReplyDeletecheers gendhis :)
saya suka banget sama tulisan ini :)
ReplyDeletehehe, iya bener... tulisan itu kayak salah satu media ya.
biar 'dia' tau segala hal yang mungkin susah untuk kita katakan sekarang
nice blog :)
halo kiki, pada akhirnya blog ini memang untuk dia baca...
ReplyDeletethx sudah mampir :)
terdistorsi berbagai kejadian....oh mba enno...bahasamu bahasa pujangga bgt...udah sana buru2 daftar jd penerusnya kahlil gibran
ReplyDeletebiaya formulirnya brp? :P
ReplyDeletegubrak.....dasar :p
ReplyDeletehahahhahaa....dirimu nanya kak maya aja noh yg kerja di penerbitan...minta tulisanmu di terbitin :))