
Sebuah telepon masuk.
"Maaf. Aku tak bisa menjemputmu."
"It's okay."
"Tetap datang kan?"
"Lihat nanti deh."
"Harus datang, please."
"Sudah tidak ada alasan lagi untuk datang."
"Kamu tidak akan datang karena aku?"
"Tidak juga. Sudah dari awal malas datang. Kamu tahu itu."
Aku seharusnya berada di Bandung siang ini. Ada urusan pekerjaan dengan kenalan pamanku. Tetapi sudah kubatalkan karena seseorang ingin meminjam bahuku.
Hmm, tapi tampaknya kamu tak lagi membutuhkannya, bukan?
"Kamu marah padaku?"
"Tidak."
Lalu hening.
"Pergilah. Aku tidak apa-apa."
"Maafkan aku..."
"Sudahlah. Nikmati acaranya."
Kamu benar. Aku memang tidak datang karena kamu. Sebab kamulah alasanku untuk datang ke acara itu.
Bukankah sudah kukatakan padamu, selalu harus ada alasan bagiku jika melakukan sesuatu?
Hari ini, karena kamu, aku bertanya pada diriku sendiri...
Siapakah aku, yang begitu ingin menuntut banyak darimu?
what's wrong dear?
ReplyDeletenothing wrong, pop...
ReplyDeletecuma mengomel pada seorang teman ^^
ini soal apa sih (bingung,clingak clinguk...)
ReplyDeletebukan tentang boss-mu kok
ReplyDelete:-P
Aku minta maaf ya Enno....
ReplyDeleteNga ada maksud buat ngelanggar janji, dan itu bukan type gw...
Last minutes (jam 12.20) dia tlp bhw setelah dari resepsi 2 teman di kantor lama, dia mau langsung ikut ke acara reuni itu.
Loe boleh marah sama gw....gw terima koq..memang gw salah...
Please forgive me....
hmm .
ReplyDeletei know how does it feels !
*sotoyyyyy !
*hheu .
kangen kk !
@anonymous: huh! maap gue tuh gak gratis lho :P
ReplyDelete@shaa: iya ih sotoy kamu dek hehehe :D