Tuesday, February 3, 2009

Saya Benci Orang Mabuk

Ia memandang saya dengan tatapan menjengkelkan. Sok tampan. Sok menyenangkan. Bibirnya menyunggingkan senyum lebar, yang menurut perasaannya pasti terlihat manis. Padahal sungguh, itu senyum paling menyebalkan dan membuat tangan saya gatal ingin mencungkil matanya yang jelalatan.

Alasan yang paling membuat saya jarang mau diajak menghabiskan malam minggu di luar bersama teman-teman adalah hal yang seperti ini. Kongkow di kafe atau pub, merokok, minum dan beberapa teman menjadi mabuk.

Tapi malam ini saya tidak bisa menghindar. Soalnya satu kantor menginap di hotel dan malamnya semua berkumpul di karaoke room untuk bersenang-senang.

Lagu demi lagu mengalir dari setiap setiap mulut. Saya juga menyanyi. Malam semakin larut, dan teman-teman pria mulai mabuk.

Di antara tiga perempuan di sana, hanya Bintang yang ikut minum. Saya dan Kiki tidak. Kiki membawa anaknya, dan saya memang bukan peminum alkohol jenis apapun.

Boss saya menyodorkan segelas bir. "Kamu nggak minum?"
Saya menggeleng. "Nggak pernah minum dan nggak berminat memulainya sampai kapan pun."
Untungnya boss saya bukan orang brengsek yang suka memaksa.

Tiba-tiba tangan saya ditarik.
"Retno, ayo joget! Joget!"
Di depan layar televisi besar, Bintang sedang menyanyi dan bergoyang samba.
"Nggak! Gue nggak mau!"

Ia memandang saya dengan tatapan menjengkelkan itu. Tangannya masih mencengkram pergelangan tangan saya, menarik-narik paksa.

"Lepas tangan gue! Gue nggak mau!"

Saya benci bau bir dari mulutnya. Ia bukan teman satu kantor. Hanya wartawan freelance yang diajak boss saya bergabung. Urusan saya dengannya hanya terbatas ia menyetor naskah dan saya mengedit. Sudah.

Bukan teman yang akrab, bukan teman yang saya sayangi. Sebenarnya kalau saya tampar juga tidak apa-apa. Tidak ada beban moral. Tidak ada perasaan tak enak hati besok pagi.

Setiap ganti lagu, siapapun yang menyanyi, lebih-lebih kalau ia sendiri, tangan saya selalu ditarik keras-keras.

Saya benci orang mabuk. Sungguh.

Hampir saja saya tampar dia. Untungnya teman-teman yang lain melindungi saya. Saya duduk dekat Dody. Lalu pindah dekat Syukur. Lalu disamping Boss. Lalu bersandar pada Kiki. Dan Kiki yang melihat saya yang sudah nyaris murka lalu menghalangi si pemabuk itu.

"Nggak usah maksa dong. Retno nggak bisa joget-joget kayak gitu. Dia itu sukanya lagu rock dan heavy metal."

Waktu saya menyanyi, dia mengambil mike yang satu lagi dan berduet dengan saya tanpa diminta. Suaranya jelek. Sumbang. Menyebalkan. Dia berdiri dekat sekali. Lalu saya dorong menjauh. Ia malah bilang, "Kan pacar kamu nggak bakal tahu." Berkali-kali dia bilang begitu, sambil mendekat-dekatkan dirinya pada saya.

Saya langsung murka. Muntab. Memangnya saya perempuan macam apa! Mentang-mentang pacar saya tidak tahu, lalu saya boleh membiarkan diri saya dipegang-pegang lelaki lain? Dasar lelaki brengsek! Saya langsung duduk. Di sudut paling sudut. Bergeming seperti patung. Tertawa jika ada yang melucu, memotret jika ada yang berpose. Selebihnya saya tetap duduk. Menahan kesal yang amat sangat.

Tampaknya seseorang memberitahunya bahwa saya sangat-sangat murka. Dia tak lagi mendekat dan menarik-narik tangan saya. Malam semakin larut. Boss saya sudah mabuk, tak bisa lagi duduk tegak. Bintang, yang tampaknya tak bisa mabuk, masih semangat menyanyi. Kepala saya migren. Rasanya ingin segera kembali ke kamar, tidur pulas sampai pagi. Dan saya muak melihat si pemabuk itu masih tertawa-tawa sinting.

Malam itu akhirnya berlalu. Jam satu pagi, saya sudah berbaring di sebelah Bintang yang langsung pulas memeluk bantal.

Saya masih jengkel bukan main. Jengkel pada si pemabuk itu. Bahkan jengkel pada pacar saya yang tidak bisa melindungi saya. Kalau dia bersama saya, pasti tidak akan ada yang menarik-narik tangan saya dan mendekat-dekatkan diri seperti itu. Kalau ada dia, pasti sudah ditinjunya orang itu sampai terkapar.

Sumpah. Saya benci orang mabuk.
___________

Kamu dimana sih K? :'(

12 comments:

Anonymous said...

Sama Jeung, saya paling benci orang mabok n paling males ke pub ato kafe yang penuh asap rokok n bau bir karena saya juga nggak suka bir ato rokok.

Dalam situasi di atas, si cowok kurang ajar memang ada maksud tertentu deh kayaknya, mulai dari deket2x, trus pegang2x, trus peluk2x... Emang perlu dijitak tuh, saya sampe emosi mbacanya...

Salam kenal yah... :D

Poppus said...

hihihihihihih, gw mah kebayang lu nyanyi. Ya oloooo, orang-orang pasti nutup kuping atau pura-pura ke toilet hauahuahauhauah. Hayu atuh kita karokeh. Nanti kalo lu ke bandung yaaa. Gw pengen tau pilihan lagu luu. Jangan-jangan lagunya Kak Rhoma lagi hahahah

Anonymous said...

untung saya ga pernah mabuk..


paling mabuk cinta...


aih aih..

Anonymous said...

saya juga benci pemabuk!!!!

dan suka ama minuman keras!!!apa enaknya coba???

Elsa said...

saya malah belom pernah ketemu orang mabuk

Panio said...

Kmu dimana sih B? :'(

Enno said...

@felicity: iya memang ada maunya... makanya saya jd bete. salam kenal juga ya :)

@brokoli sehat: sembarangan!!! suara gue merdu taooo!!! yg mau ke toilet justru gak jd demi mendengar suara emas gue! hihihi hayulah kita karaoke di bdg. kok lu tau sih gue nyanyinya lagu kak rhoma? yg Begadang ituh pop hahaha

@ijal: aih aih sama dong pak dokter :)

@kita: hayah bingung gue! jd hrs brp byk spy dikau mabuk? :D

@elsa: wah harusnya kemarin kamu ikut aku dugem ya els :)

@phanie: iya... kemana? udah dicari? :)

hari Lazuardi said...

kalau aku suka melihat orang mencungkil mata orang :)

Teuku Zulfikar Amin said...

belum baca post nya..

tapi udah tertarik sama gambarnya!

*lhoh?!!!*

Enno said...

@hari: tunggu tgl mainnya :)

@slugger: dasar genit :P

UNEJ said...

Semua yg berbau mabuk memang dapat membuat seseorang lupa akan segalanya. salam kenal n kunjngan dari UNEJ Jember.

http://www.nathansaputra.org said...

mabuk...oh tidakkkkkk...mabuk membuat sengsara hidup...
SEO Services

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...