Beloved Partner

Kemarin, Tya mengajak traveling ke Padang. Tiket Tiger Air sedang promo. Lima ratus ribuan untuk pulang pergi. Saya membatin, oh wow! Yuk mari! Lalu kemudian tertegun sendiri. Duh, nggak bisa. Saya sudah terlanjur membuat rencana trip untuk tahun ini.

Maka, perkenalkan. Pacar saya, yang saya panggil B itu.
Dia partner traveling saya sekarang, meskipun tentu saja saya akan tetap bepergian dengan beberapa teman lain yang mengajak pada saat yang tepat.
Wuri, contohnya, masih salah satu partner jalan saya. Bulan depan, kami berdua akan mengubek-ubek sebagian Garut. Mau ke pantai Ranca Buaya dan berkhayal jadi Kugy yang diculik Keenan ke sana. Mau berendam di pemandian air panas dan main air di curug. Centil dan narsis seperti biasa.

Tapi dengan si pacarlah saya memenuhi agenda traveling setahun ini. Dari sekian banyak tempat di wish-list kami, akhirnya ada empat trip yang kami pilih untuk tahun 2013. Mungkin lima, kalau kunjungannya ke rumah saya bakal dihitung.

Enak lho punya pacar yang hobi traveling juga. Saya tidak perlu susah cari teman jalan kalau sedang kepengin jalan. Saya tinggal bilang kepengin ke mana, dia langsung siap menemani. Tentu saja kami tidak langsung pergi begitu saja. Kami berdua menghitung budget dulu, lalu sama-sama mengumpulkan 'amunisi'. Tapi disitulah asyiknya. Sama-sama berjuang untuk bisa berangkat. Hoho...

Jalan sama pacar juga biasanya menimbulkan perasaan aman. Eh, nggak tahu sih kalau yang lain. Kalau saya sih jalan dengan B begitu. Mungkin karena sikapnya (yang serius depan orang lain), mungkin bahasa tubuhnya (yang tidak segan-segan membimbing lengan saya atau merangkul pundak saya di depan umum), mungkin karena tingginya yang 180 senti (sementara saya cuma 158).
Ketika mendongak padanya, dia pasti sedang menatap saya sambil tersenyum, lalu mengusap-usap kepala saya dengan lembut. Adakah cewek yang tidak meleleh diperlakukan seperti itu? *nyengir elegan*

Hidup saya berubah sejak ada dia. Maksud saya, bahwa dia bukan sekedar pacar tetapi juga partner jalan, dan itu sangat menyenangkan. Kami sering mendiskusikan berbagai destinasi yang menurut kami asyik untuk dijelajahi lalu kami masukkan ke wish-list. Tidak seperti dulu, saat saya masih bersolo traveling, kini ada teman mengobrol di kala iseng sekaligus bodyguard gratis! *ups*

Eh, saya sayang banget lho sama dia. Saya pernah bilang belum ya ke dia?
Hmmm... kalau belum, biar dia baca: "Hey, I love you!"

“To travel is to live.” 

― Hans Christian Andersen, 

Forgot the source, sorry....