Roti Krim Keju

Biasanya kami sanggup menghabiskan empat batang roti krim keju bersama-sama. Aku dan kakakku. Tapi kali ini aku tak sanggup. Tiba-tiba aku benci melihat batang-batang roti itu tergeletak di atas piring di meja makan.

Krimnya meleleh mengundang siapapun menjulurkan ujung telunjuk, menjumput dan membawanya ke dalam mulut yang mendamba. Taburan kejunya seperti salju, bergumpal-gumpal dan menguarkan wangi susu yang gurih. Rotinya yang empuk langsung mencair di lidah.

Kakakku mengulurkan satu, aku menggeleng. Tidak, aku tak sanggup memakannya lagi. Habiskan saja, Kak. Habiskan jatahku. Kita tak akan lagi berpesta roti krim keju jika tengah malam kita kelaparan. Habiskan persediaan di lemari dan beli lagi untuk diri sendiri.

Aku tak lagi menyukai roti krim keju.

Kau yang kisah cintamu sukses dan happy ending itu tak akan mengerti, Kak.
Bagiku, cinta itu seperti roti krim keju. Rasanya manis, gurih, dan asin.
Ditaburi janji-janji yang kebanyakan palsu.