Kau. Aku. Kita

Aku mimpi. Kau dan aku. Suatu pagi, duduk di meja dapur. Menikmati sarapan pagi. Aku menuangkan untukmu secangkir kopi. Meskipun aku tidak tahu pasti kopi seperti apa yang kau sukai, atau apakah kau menyukai kopi di pagi hari.

Tetapi rasanya seperti sudah bertahun-tahun aku melakukannya untukmu.

Ada roti dan telur mata sapi di atas piring. Kau memakannya perlahan-lahan sambil membaca koran.

"Apakah aku cantik?" Pertanyaan yang tak akan pernah kutanyakan padamu di dunia nyata.
"Ya," katamu.
"Apakah kamu cinta padaku?" Pertanyaan yang hanya kukeluarkan saat sedang kesal.
"Tentu saja," jawabmu. Jawaban yang aneh karena di dunia nyata kau biasanya akan tersenyum dan balik bertanya, 'menurutmu bagaimana?'

Aku mengisi kembali cangkir kopimu yang kosong dan berkata, "Kamu bohong."

....

Percakapan sebelum tidur seperti biasa.
"Paviliunnya di Medan itu besar?"
"Lumayanlah. Kenapa tanya-tanya? Kau mau nginap disitu, Mok?"
"Siapa? Aku?"
"Ya kau dan yang punya paviliun lah. Memang yang punya kamar mau tidur dimana?"
"Berdua? Ih maaf ye, belum halal!"
Si tengil terbahak-bahak sampai aku harus bilang, "Udah! Nanti kau ngompol di celana!"

Percakapan selesai. Aku tidur, dan adikku barangkali sedang mengganti celana di Medan sana.

.............

Aku merindukan kita...