Wednesday, November 11, 2009

Summer Rain

Hujan sore itu tak peduli pada matahari. Ia terus saja gerimis, memandikan pepohonan dan wajah bumi. Meski matahari menghalanginya. Mengeringkan jejaknya ketika jatuh di aspal dan genting rumah-rumah.

Tetapi bumi yang ramah membawanya berkelana. Meluncur diantara pori-pori tanah yang mendamba basah. Menuju jantung sungai yang meliuk berlekuk seperti naga yang bersembunyi, lalu membuncah keluar di suatu tempat entah dimana.

Hujan terus saja merintik, karena awan ingin menangis. Beban yang diangkatnya dari sungai-sungai mengular dan samudera yang memisah-misahkan benua.

Tak ada yang bisa menghentikan hujan, kecuali kehendaknya sendiri. Meski angin meniup awan dari bukit-bukit, meski jaring matahari meringkus butir-butir uap yang ingin menjadi kristal.

Tak ada yang bisa mengenyahkan takdir wangi tanah dan genting-genting basah, cericit burung-burung kedinginan dan para cacing yang berpesta di tanah gembur. Dan akan kau dengar bisik dedaunan kepada ranting, berjanji tak akan terlalu cepat mengering.

Hujan sore itu, memberontak pada matahari. Seperti ingin berkata kepadaku: teruskan hidupmu. Mengapa selalu menunggu.

_________

Gita, akhirnya kutulis juga tentang hujan.....


Image and video hosting by TinyPic

20 comments:

  1. tulisanmu selalu indah, enno..

    ReplyDelete
  2. tulisan yg bagus, ka enno.

    ReplyDelete
  3. AZHAR like this *kasih tanda jempol*

    berasa komen di notes FB

    ReplyDelete
  4. hujan lagi nih mbak enno? emang lagi mendung sih akhir2 ini..
    semoga cepet terang ya? ;)

    ReplyDelete
  5. Aku berkaca-kaca pas bacanya Mba...
    Love it!

    ReplyDelete
  6. bagussss..... Apalagi untuk kalimat terakhirnya! Teruskan hidupmu. Mengapa selalu menunggu.

    ReplyDelete
  7. waow. keren mbak.. indah sekali kata2nya.. dibagiin hujannya dong.. ^^

    *pohon butuh dimandikan hujan utk meneruskan hidup

    ReplyDelete
  8. Mari kita hujan-hujanan bareng, Mbak..

    Emang tulisan mbak jadi inspirasi, ga bosen2 bacanya!
    THUMBS UP.

    Ahh.. si Pohon merasa tersanjung.. hehehe.. (Malaikat kapan??-- *lebayyyyy*)

    ReplyDelete
  9. aih dalemnya.....
    jadi ngerasa hangat di hati... :)

    ReplyDelete
  10. Mbak Enno,
    summer rain kali ini - mungkin kelelahan menunggu,

    Tapi, summer rain bulan Juli lalu,
    karena yang dirindukan ga sadar.

    Kita tetap suka kok bacanya, menyentuh, dan membuat saya terinspirasi!

    THANKS!!!

    ReplyDelete
  11. Ingin q menari bersama hujan, meraup rintik riuh rendah dedaun di pagar halaman.. tp q tlah jauh, pergi bersama memori getir yg lama q tinggalkan..

    ReplyDelete
  12. saya suka hujan, asal gak banjir aja. sayang hujan tahun ini terlambat datang

    ReplyDelete
  13. Sepertinya kita sedang sehati Mba enno. Mbak menulis hujan, aku menulis angin. Hujan dan angin selalu bersinergi, menjadikan bumi tak hanya indah tapi nyaman untuk ditempati....

    ReplyDelete
  14. setuju ama yang lain.. very nice writing no... :)

    ReplyDelete
  15. rangkaian kata2 yang indah....saya suka bacanya...

    ReplyDelete
  16. Kalo hujan, jangan lupa pake payung :P

    ReplyDelete
  17. Wah, nice post.
    Kalimat2nya bikin gimanaaa gitu.

    Eniwei, aku kadang sebel ma hujan.
    Ga suka, bikin cepet rusak sendal+sepatu heuheu..
    plus berat bawa payung kemana-mana :)

    ReplyDelete
  18. Saya suka tuh kalimatnya : "Hujan sore itu memberontak pada matahari."
    Biasanya ujan kek gitu pas ada yang berduka.

    ReplyDelete
  19. ahh.. hujan... entah kenapa selalu "mendamaikan" hati.. bawaannya hanya ingin mendekam dalam kamar sambil makan kue, minum coklat hangat, dan nonton film.. hehehe

    nice writing mbak! :)

    ReplyDelete
  20. @nie, freya, azhar, gendhis, icha: makasih... :)

    @pohonku: iya nanti kukirim hujan dan banjirnya skalian mau? :)

    @gek: makasih, jgn sampe masuk angin ya :)

    @gogo: hangat? pasti bacanya sambil nelen balsem ya go :P

    @terra: nice, makasih ya :)

    @lina: mudah2an kamu gak kebanjiran :)

    @apis: oh kamu juga sedang gloomy ya say :)

    @arman, deacy: makasih :)

    @sari: payungnya ilang! jadi pake daun pisang nih :)

    @desi eria: iya bener... suka bikin rusak sepatu... dan bawa payungnya berat :)

    @rumah ide: memang aku sedang sedih...

    @queenie: aduh kok kita samaan ya :)

    ReplyDelete