Penjara Hujan

Hujan membuatku tak bisa pergi ke kebun. Tak bisa mencari sawo dan mangga yang matang. Tak bisa menginjak rumput yang baru saja bersemi dengan kaki telanjang. Hujan seperti tirai, yang membatasi aku dengan cahaya.

Hujan membuatku terpenjara di rumah. Terpaksa mencari kesibukan dan kutemukan keranjang jahitan yang terlupakan. Di dalamnya ada taplak meja yang belum selesai direnda. Ada sarung telepon yang belum selesai dirajut. Ada banyak kenangan dalam setiap gulung benang dan jarum rajut pada Nenek yang mengajariku dulu.

Hujan membuatku teringat hari-hari hujan setahun lalu. Pada sebuah perkenalan yang canggung dulu. Pada percakapan-percakapan yang manis di sela makan siang. Pada janji-janji yang tak kunjung terwujud. Pada penantian tak berujung.

Hujan membawa seluruh dunia kepadaku. Di setiap rintiknya yang menumbuhkan keinginan untuk memejamkan mata dan hanyut...

_________

Mau tahu apa yang kuinginkan?
Aku cuma ingin jadi orang yang berani, punya hati yang baik dan menghadapi hidup dengan kepala tegak.
Tapi kenapa hal itu sulit sekali akhir-akhir ini......?