
doing nothing,
spring comes,
and the grass grows by itself.
-a zen quote-
......
Semula hanya hening. Sebutir biji disekap tanah beku. Terkubur badai salju. Senyap.
Tak ada langkah-langkah menggema di padang, tempat ia bertapa. Pengap.
Tak ada udara berdenyut.
Hanya dengung lebah kedinginan, bingung mencari arah pulang.
Bayangkanlah aku sebagai biji itu.
Yang pernah bertanya pada seseorang, mengapa aku harus terkubur begitu lama.
"Kamu mengubur dirimu sendiri," jawabnya. "Jangan salahkan cuaca."
Ah, ya. Baiklah. Aku mengubur diriku karena hutan membeku.
Dinginnya memeluk padang. Meratapi udara yang tipis menyekap.
Langit berubah senja. Terlalu cepat untuk gelap.
Bayangkanlah aku sebagai biji itu.
Berjingkat di sela kerikil dingin yang diinjak para pejalan kaki,
yang bertanya pada seseorang, mengapa matahari belum juga muncul.
"Matahari masih cuti," jawab orang itu.
Lalu suatu hari ada musik menggema.
Daun-daun menari bersama angin.
Tanah rekah oleh ketukan pagi.
Bayangkanlah aku sebagai biji itu.
Mengintip malu-malu, pada udara yang melambai mesra.
Dan lihatlah di sana, matahari menghalau mimpi.
Si biji mekar di tengah padang yang tak lagi lengang.
"Siapa yang datang?"
"Kekasihmu."
Ah, musim semi tiba.
Itu kamu.
.........
Inspired by The Little Plant, Kenzo's favorite poem when he was a little child ^^
wow, indah banget. Like it, mbak
ReplyDeletesaya selalu suka sama tulisan mba
ReplyDeleteEnno....
nice poem, seolah saya benar2 bisa merasakan yg dirasakan oleh si biji.....
just like i feel to my sun :)
eh, japun lagi musim semi loh ;)
ReplyDeleteagak aneh tapi, dinginnya belon ilang juga
wah, bagus bener..hmmm..hmmmm, saya jadi tenang bacanya..
ReplyDeleteboleh saya post balik ga di blog saya? ntar saya sertakan asal aslinya dari mana? hatur nuhun :)
bagus mbak puisinya!
ReplyDeleteapa kabar? kangeeeen! hehehe
indah banget.
ReplyDeleteserasa ada di alam pas baca pun.
nice writing no... :)
ReplyDeletesemoga segera ketemu ama si musim semi ya... :D
hmmmhh jadi terasa lagi musim semi nih :)
ReplyDeletetapi sayang,
ReplyDeletematahari mengerubunginya
tanpahujan
dan sibiji yang baru merekah itu pun mati
dipenghujungsemi
salamati,
akuluka.net
nice one mbaa ;)
ReplyDelete@wiwit: makasih wit,, untuk kekasih hati soalnya haha
ReplyDelete@sunflower: makasih, salam buat mataharinya ya :)
@oche: ohya? kenzo suka musim semi tuh... tp dia lg ga di jepang :)
@tea for afternoon: silakan, jgn lupa link-nya ya... :)
@apis: kabar baik.... sini peyukan kita :P
@clara: gitu ya... makasih ya :)
@cLara: otw deh.. thx infonya ya :)
@arman: makasih, amiiin... :)
@shinta: pdhl musim gak jelas ya haha
@akuluka: walah.... semua dibikin tragis kalo sm kamu :)
@gogo: makasih darling :)
Bagus banget,
ReplyDeleteaku jadi merasa memerankan biji. Tulisanmu menyeretku ke alam lain, membawakanku sebuah senyuman...
makasih beatrix :)
ReplyDeletekeren banget mbak, saya suka banget!
ReplyDeletemakasih kiki... :)
ReplyDeleteprok2.....suka deh sama yg ini jg :)
ReplyDelete